REVIEW JEANNE RULER
“—Kindness, Humility, Honesty, Purity, Faith — the Maid's heart carried only these things and nothing else."”“Whatever thing men call great, look for it in Joan of Arc, and there you will find it.."”
—Mark Twain in Personal Recollections of Joan of Arc
Namanya adalah
Jeanne d'Arc, Saint of Orleans. Orang suci Katolik yang lahir di Domrémy,
Prancis, dan pahlawan wanita Prancis yang membebaskan Orléans dari Perang
Seratus Tahun.
Jeanne d'Arc
adalah putri petani biasa. Dia mengklaim telah menerima perintah Tuhan untuk
berperang. Dia mendengar keluh-kesah Tuhan bahwa dunia berubah menjadi neraka.
Tuhan menangis karena tidak ada yang bisa menghentikan itu dan orang-orang
bahkan tidak diizinkan untuk hidup sederhana, dan dipaksa untuk menjadi
‘makhluk buas atau makanan’. Konflik tidak pernah berakhir, dan darah terus
menerus turun seperti hujan dan merendam tanah. Dia menerima wahyu dari Tuhan,
suara itu tidak mengandung kemuliaan atau kemenangan, tidak ada kewajiban ataupun
tujuan, tetapi hanya penyesalan dari Tuhan. Dia menangkap bisikan kecil-Nya
yang lemah, yang tidak pernah didengar oleh orang lain.
Dia menjawab
panggilan itu dengan membuang kehidupannya sebagai seorang warga desa biasa. Bahkan
tidak akan ada kompensasi. Dia tahu dia pasti akan dicemooh oleh massa baik dari
pihak musuh dan sekutu, mengingat keyakinan mereka dalam pedoman gereja terhadap
wanita. Itu adalah hal yang sangat menakutkan untuk direnungkan. Itu gila untuk
seorang gadis desa untuk melompat ke medan perang, tempat penuh dengan niat membunuh.
Dia memutuskan untuk mengabdikan hidupnya untuk menentang neraka dunia ini
untuk membantu menghentikan air mata Tuhan dan menenangkan-Nya. Dia mengenakan
armor di tubuhnya, menggantung pedang di pinggangnya, dan membawa bendera. Dia
bertarung bersama dengan Gilles de Rais.
Dilahirkan di
keluarga petani, Jeanne hampir tidak pernah tahu isi dari buku doa. Dia
berusaha keras untuk mempelajarinya, tetapi tampaknya dia dilahirkan tidak
mampu membaca atau menulis. Yang pernah dia pelajari adalah bagaimana cara
menandatangani namanya. Meski begitu, pada akhirnya, dia memutuskan bahwa dia perlu
sedikit lebih banyak berdoa kepada Tuhan. Seperti yang diingatnya, salah satu
rekan yang menemaninya, Gilles, pernah sekali tertawa dan berjanji bahwa yg dia
lakukan sudah lebih dari cukup.
Mereka
mengatakan bahwa dalam kenyataannya, Jeanne menggunakan taktik ksatria yg tidak
pernah digunakan waktu itu, terlepas dari rasa hina dan kehormatan. Dia
tercatat sebagai salah satu Heroic Spirits dalam sejarah yang menggunakan kekuatan
Counter Force untuk menyelesaikan perbuatannya sebagai seorang pahlawan.
Baik Jeanne dan
Gilles dianggap sebagai penyelamat dan pahlawan nasional oleh King Charles di
katedral, dengan melodi Ars Nova dimainkan sebagai background music.
Jeanne dihukum
mati di Place du Vieux-Marché di
Rouen. Dihujat saat dia dibawa ke tumpukan kayu dan merasa sedikit sedih saat ditahan,
dia telah meninggalkan emosi seperti rasa takut, kekecewaan, dan penyesalan sejak
awal terjun ke medan perang, jadi dia bisa berjalan ke arah eksekusi tanpa
takut. Ketika dia secara tidak sadar memegang salib yang ada di dadanya (sebelum
pihak eksekutor mengambilnya dari dia), dia merasakan kesedihan karena tidak
ada yang mendukung hatinya. Tak lama setelah itu, dia diberi sebuah salib kayu
yang dibuat oleh seorang Inggris yang memujanya, berterima kasih padanya dengan
tenang saat dia berlutut dan menangis. Tangannya diikat pada tonggak kayu di
belakangnya, dan imam yang hadir menyelesaikan pembacaan penghakiman
terakhirnya sebelum melemparkan obor ke atas tumpukan kayu. Karena mereka
percaya bahwa kehilangan tubuh adalah ketakutan terbesar, itu adalah hukuman
paling kejam yang bisa dijatuhkan padanya.
Api mulai
membakar kulitnya, menghanguskan dagingnya, dan ‘membungkus’ tulang-tulangnya.
Ketika dia terbakar, dia melihat visi masa lalunya, keluarga biasa di pedesaan
dan dirinya sendiri, "orang bodoh yang melarikan diri dan membuang semua
itu." Setelah mengetahui bagaimana perjalanannya akan berakhir sejak awal,
dia merasa bahwa dia mungkin telah melakukan tindakannya dengan bodoh, bahwa seharusnya
dia mungkin dapat menjalani kehidupan sehari-hari, menikah, dan hidup bersama
dengan suami dan anaknya kelak.
Dia tahu sejak
saat dia memilih untuk bertempur, bahwa dia akan memiliki akhir yang seperti
itu, tapi dia merasa bahwa dia tidak akan pernah menghina pilihannya itu. Dalam
kebiadaban itu, dia hanya menyimpan satu doa dalam hatinya sampai akhir, tanpa
cacat oleh penyesalan dan dipenuhi dengan ketulusan. Saat dia mengucapkan
kata-kata terakhirnya,
"... Ya Tuhan, aku menyerahkan diriku kepada-Mu ..."
Kesadarannya mulai
berakhir dan dia dilepaskan dari penderitaannya.
Kematiannya
menyebabkan Gilles de Rais menjadi gila, berbalik menentang Tuhan dengan
berlatih ilmu hitam, dan melakukan kekejaman sebelum akhirnya dia ditangkap dan
digantung sampai mati.
Di Apocrypha,
Jeanne masuk ke tubuh seorang gadis Prancis bernama Laeticia yang secara fisik,
spiritual, kepribadian, dan energi sihir kompatibel dengannya. Tapi ukuran
payudaranya sedikit lebih besar dari Jeanne d'Arc. Matanya digambarkan berwarna
seperti permata kecubung dan benar-benar murni. Dia memiliki kecantikan luar
biasa yang hampir tidak terasa nyata. Dalam mode pertempurannya, dia bisa
bertransformasi dengan armor yang ditenun dari energi sihir untuk melindunginya.
Sebagai orang khusus untuk memerintah para Servant selama Great HGW, di
punggungnya ada CS dengan bentuk yang mirip seorang malaikat. Gilles di F/Z mengira
King Arthur sebagai Jeanne d'Arc.
Jeanne
digambarkan sebagai gadis pendiam dan cuek ketika bertindak sebagai Servant,
tetapi dasarnya hanyalah gadis 16 tahun yang polos dan pendiam. Dia selalu
menempatkan perintah di atas segalanya, dan akan mencabut pedangnya demi
menegakkan aturan.
Jeanne dan wadahnya,
Laeticia, tidak berbagi dua kepribadian dalam satu tubuh, tetapi kepribadian
mereka digabungkan menjadi satu. Karena imannya, Laeticia menerima Jeanne ke
dalam tubuhnya sepenuhnya. Meski Jeanne bertindak sebagai dominan utama,
kesadaran Leticia masih tetap ada. Secara khusus, Laeticia berfungsi sebagai
dasar untuk pengetahuan Jeanne yang menyangkut hal-hal di luar HGW, alias
kehidupan dunia modern. Dia tidak pernah bisa membaca atau menulis ketika masih
hidup, tetapi dia mendapatkan kemampuan untuk melakukannya melalui tubuh
Laeticia. Kadang-kadang sifat Leticia akan mempengaruhi Jeanne. Misalnya,
Leticia buruk dalam menangani pria sehingga itu akan memengaruhi sifat Jeanne. Contohnya
adalah Jeanne tidak dapat berinteraksi secara normal dengan Sieg ketika mereka
tinggal bersama di rumah Serge, karena itu dia cukup menjaga jaraknya saat
berbicara.
Dia tidak
memiliki keinginan untuk Holy Grail, kalaupun ada, dia hanya ingin HGW
dilakukan dengan benar. Dia tidak keberatan jika orang lain menginginkan
keinginan pribadi di depan Holy Grail. Selama itu tidak mengisyaratkan
kehancuran dunia, dia akan menghormati keinginan itu.
Dia tidak
memiliki penyesalan dalam hidupnya. Dia tidak ingin membalas dendam ataupun
ingin diselamatkan, dan itu cukup baginya untuk mengetahui kehidupan yang dia
jalani sendirian.
Dia percaya
bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan satu orang pun. Karena itu dia cukup
tenang saat dieksekusi. Berdoa, memberikan persembahan, semua itu adalah
tindakan bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk Tuhan. Dia percaya doa akan
menyembuhkan keluhan dan kesedihan Tuhan. Baginya, setiap detik doa sama
pentingnya dengan setiap napas yang dia ambil. Satu hari tidak akan berlalu
dimana dia tidak berdoa. Dia memiliki kebiasaan aneh dengan mencolok mata
Gilles ketika dia cukup mencurigakan.
Karena anomali
Great HGW dan eksistensi Ruler dari HGW sebelumnya, Shirou Kotomine, Jeanne
dipanggil dalam kondisi yang aneh (butuh wadah). Meskipun dia bertindak sebagai
mediator yang tidak memihak antara kedua faksi, dia berfirasat bahwa ada seseorang
yang tidak dikenal yang harus dia temui, yaitu Shirou. Alih-alih diberi tubuh
spiritual, ia malah memiliki wadah seorang gadis manusia bernama Laeticia,
karena Ruler sebelumnya masih ada. Bertindak sebagai Laeticia dan menggunakan
kemampuan alaminya sebagai Ruler agar orang lain mempercayai kata-katanya, ia
memberi tahu teman-temannya dan guru sekolahnya bahwa ia akan melakukan
perjalanan panjang.
Tidak dapat
melakukan perjalanan dalam bentuk spiritual, ia harus melakukan perjalanan
secara normal melalui kendaraan umum dan pesawat terbang. Mengumpulkan info
saat di pesawat, dia tahu tentang situasi di antara kedua faksi, khawatir
tentang berapa banyak kerusakan yang akan disebabkan oleh 14 Servant. Tidak
dapat menentukan alasan yang tepat atas pemanggilannya, dia memutuskan untuk
tidak berspekulasi sampai mencapai medan perang.
Saat sampai di
Trifas, dia langsung dihadang Karna, yg diperintah untuk membunuh Ruler. Saat
itulah Siegfried dan masternya datang. Terjadi pertarungan sengit antara mereka
berdua, dan saat itu Gordes mencoba menghasut Jeanne untuk bergabung ke kastil
Yggdmillenia, namun ditolak.
Saat perang
dimulai, ia ingin menemui Shirou karena dia sangat mencurigakan. Jeanne
terjebak di tengah pasukan Dragon-Tooth warrior yg berasal dari HGoB. Ia curiga
karena merasakan kalau Amakusa terjun ke medan perang meski dia adalah Master.
Dia terus mencarinya sambil membantai pasukan Dragon-Tooth warrior. Jeanne
makin heran ketika dia merasakan ada adu kekuatan antara Shakespeare dan
Frankenstein, yg seharusnya tidak mungkin terjadi. (Fyi, Shakespeare melakukan
enchant terhadap pedang Amakusa, Miike Tenta Mitsuyo, sehingga berubah menjadi
C-rank NP, ini alasannya Jeanne merasakan kalo kekuatan Shakespeare beradu
dengan Franky).
Dia kembali
hadir saat Spartacus mengamuk tak terkendali. Jeanne mencoba menahannya agar
tidak mengincar kota, namun kesulitan. Wujud Spartacus saat itu sudah hampir
overload, dan saat ditebas dengan Clarent, Spartacus sudah tidak bisa menahan
tubuhnya lagi. Dia bersiap melepaskan energi sihirnya yg overload itu kea rah
kota. Jeanne berhasil menahannya dengan Luminosite Eternelle.
Dia juga datang
saat insiden Vampire Vlad. Jeanne memerintah semua Servant yg ada di depannya
untuk bekerja sama menghentikan vampire itu.
“In the name of Ruler—of Jeanne d’Arc. I order all Servants gathered here with my Command Spells! Defeat the vampire who was once Vlad III!”—Ruler
Mereka pun
bertarung, hingga suatu ketika semua Red Servants tumbang karena suatu alasan.
Vampire itu melarikan diri dan dikejar Jeanne bersama Chiron. Chiron bertindak
sebagai penghancur sistem keamanan HGoB agar Jeanne bisa mengejarnya dengan
lebih leluasa. Saat Jeanne sampai ke ruangan geraja milik Amakusa, dia kaget
ketika meliat Amakusa mengalahkan vampire itu sendirian. Kecurigaannya
terjawab, Amakusa juga adalah Ruler, sama sepertinya.
Saat penyerangan
Black Faction terhadap HGoB, Jeanne dihadang Atalanta, yg marah karena Jeanne
membantai semua anak kecil dalam ilusi Jack. Keduanya bertarung, Jeanne unggul
dalam semua hal sampai akhirnya Atalanta menggunakan Agrius Metamorphosis.
Jeanne kesulitan menghadapinya dalam wujud Demon Boar, hingga akhirnya Achilles
datang dan menyuruh Jeanne pergi.
Di bagian akhir
F/Apo, saat Amakusa sudah mengaktifkan Heaven’s Feel, Jeanne kembali datang
untuk mengehntikannya. Jeanne disiksa secara mental oleh First Folio + the
Globe milik Shakespeare. Shakespeare juga menciptakan phantom dengan Saint
Graph Gilles de Rais. Jeanne saat itu hampir menyerah kepada provokasi Amakusa
dan Gilles, sampai akhirnya Sieg datang dan menentang Amakusa. Jeanne akhirnya
bangkit dari depresinya dan kembali berdiri tegak, sambil sedikit menangis karena melihat Sieg datang untuk menyelamatkannya. Gilles ga paham kenapa Jeanne bisa
nangis. Jeanne menjelaskan semuanya kepada Gilles dan Amakusa kalo rencana
penyelamatan umat manusia tidak diperbolehkan atas aturan bahwa makhluk yg
sudah mati tidak berhak ikut campur atas dunia makhluk yg masih hidup. Gilles
masih mencoba menjelaskan kalo rencana itu adalah jawaban terbaik untuk
menghilangkan semua penderitaan di dunia. Sekali lagi Jeanne menolak, berkata bahwa
meski Tuhan adalah Maha Pengampun, tapi orang yg pernah dia bunuh tidak akan
pernah memaafkannya, dan dia harus terus hidup untuk menebus dosanya. Gilles
menangis ketika mendengar bahwa dosanya tidak bisa dimaafkan. Naas, Heaven’s
Feel sudah terlanjur diaktifkan. Karena itu, Jeanne mencoba menghancurkan
Greater Grail bersama dengan Amakusa. Jeanne mencabut pedang. Gilles sadar akan
apa yg Jeanne coba lakukan, dan sekali lagi menangis. Jeanne paham betul akan
sifat Gilles, karena itu dia tersenyum dan meminta Gilles untuk memegang
benderanya sebentar. Saat Jeanne mulai membaca doa (mantra), Amakusa takut
karena Jeanne ternyata punya NP yg belum pernah dilihatnya. Gilles, yg mendapat
kepercayaan Jeanne untuk memegang benderanya, marah kepada Amakusa karena
berani mernyerang Jeanne yg sedang berdoa. Amakusa menciptakan banyak
homunculus raksasa dengan Xanadu Matrix, dan Gilles menahannya dengan bendera
Jeanne. Shakespeare kaget, bagaimana bisa phantom buatannya bisa beratrung
sekuat itu. Gilles bisa sekuat itu karena kecintaan, rasa saling percaya, dan
kepatuhannya terhadap Jeanne. Karena tubuh Phantom tidak sekuat tubuh Servant,
Gilles tidak bisa menahan homunculus itu terlalu lama. Tepat saat tubuh phantom
Gilles hancur, Jeanne berhasil menyelesaikan doanya, mengaktifkan La Pucelle.
Semua homunculus tadi diarahkan ke Jeanne dan semuanya terbakar oleh La
Pucelle. Amakusa yg merasa terpojok memotong tangan kanannya, Evil Eater, untuk
menciptakan pseudo-black hole. Api dari La Pucelle disedot oleh lubang hitam
itu. Tapi karena api itu terlalu kuat, lubang hitamnya meledak dan
menghancurkan sebagian dari Greater Grail. Jeanne tumbang disini karena efek
samping La Pucelle.
Di scene
terakhir, Jeanne, yg sudah mengalami pemanggilan ribuan atau bahkan jutaan kali
ke HGW, akhirnya berhasil menemui Sieg dalam wujud Fafnirnya di Reverse Side of
the World. Di sana dia menyatakan cintanya kepada Sieg. Scene ini kurang lebih
sama kaya true ending di Fate route FSN.
Dia adalah karakter
sentral dari singularity Orleans, di mana dia harus menghadapi Jeanne Alter, wujudnya
yang rusak, yang lahir dari keinginan Gilles de Rais (Caster) ke Holy Grail,
untuk membalas kematiannya. Jeanne dipanggil ke singularity tidak lama setelah
kematiannya, meskipun dia melemah dan dia tidak memiliki keterampilan kelas
Ruler. Karena perbuatan Jeanne Alter, dia diburu dan tidak dipercaya oleh
banyak penduduk Perancis.
Jeanne bertemu
Ritsuka dan Mashu ketika mereka mengikuti sekelompok tentara Prancis ke
Vaucouleurs, di mana dia membantu mereka berperang melawan wyverns. Setelah
itu, dia memberitahu mereka tentang keadaannya, dia memutuskan untuk
mengumpulkan informasi tentang Orleans. Keesokan harinya, kelompok itu
melakukan perjalanan ke La Charite untuk mengumpulkan informasi tentang
Orleans, tetapi mereka menemukan kota itu telah dihancurkan oleh monster.
Setelah membunuh monster, dia dan yang lainnya bertemu Jeanne Alter, yang
mengirim Carmilla dan Vlad III untuk membunuhnya. Kelompok kita mampu
mengalahkan mereka, Jeanne Alter mengirimkan tiga Servant-nya lagi kepada kita.
Untungnya, Jeanne dan yang kita diselamatkan oleh Marie dan Mozart, membantu
kelompok kita melarikan diri. Setelah melarikan diri, Jeanne berbicara dengan
yang lain tentang bagaimana semua Servant Jeanne Alter memiliki Mad Enhancement,
terlepas dari latar belakang mereka. Malam itu setelah mengalahkan Saint
Martha, kelompok kita diberitahu olehnya untuk pergi ke Lyon, di mana kita akan
menemukan sang Dragon Slayer yang dapat membunuh naga Jeanne Alter.
Keesokan
harinya, Marie mengumpulkan intel tentang Lyon dari kota terdekat, sementara
yang lain menunggu di luar karena kehadiran Jeanne akan membuat takut warga.
Marie melaporkan bahwa Lyon dihancurkan beberapa waktu yang lalu, meskipun
begitu mereka memutuskan ke kota untuk mencari Dragon Slayer yg dimaksud. Saat
mencari di kota, Jeanne dan lainnya menemukan dan membunuh Phantom of the
Opera. Romani kemudian memperingatkan mereka tentang seekor naga dan tiga
Servant datang ke arah mereka, tetapi Jeanne dan yang lainnya memutuskan untuk
melanjutkan pencarian mereka. Sesampainya di kastil kota, tempat yg ditunjuk Romani
dari alat pelacak Servantnya, kelompok kita menemukan sang Dragon Slayer, Siegfried.
Keluar dari kastil, mereka bertemu Jeanne Alter dan naganya, Fafnir, yang
kemudian diperintahkan untuk membakar kita semua. Jeanne dan Mashu mampu
melindungi semua orang dari api naga, lalu melarikan diri ketika Balmung milik Siegfried
menyebabkan Fafnir mundur. Saat melarikan diri, mereka menemukan banyak tentara
Prancis diserang oleh wyverns. Jeanne melindungi para prajurit dari wyverns
sementara yang lain melawan Sanson dan Lancelot. Saat melawan wyverns, Jeanne
bertemu Carmilla, yang menghina dia karena ditakuti sekarang sebagai "Dragon
Witch", tetapi Jeanne tidak goyah. Akhirnya, Gilles (bukan servant) tiba
untuk menyerang wyverns dengan artileri, memberi Jeanne kesempatan untuk
menyerang Carmilla. Ketika Carmilla mundur bersama Sanson, Jeanne diserang oleh
Lancelot, yang salah mengira dirinya sebagai Raja Arthur. Setelah meminta maaf
kepada Lancelot karena dia bukan raja yg dimaksud, Jeanne dihentikan oleh
Gilles. Gilles yg ini bukanlah Servant, tapi Gilles asli dari dunia ini. Dia
sudah sadar semenjak dulu kalo Jeanne yg asli dengan Dragon Witch adalah dua
orang berbeda. Gilles senang melihat Jeanne karena beberapa hari sebelumnya dia
dieksekusi. Untuk memantapkan keyakinannya, dia bertanya padanya apakah dia
Jeanne yang asli. Menolak untuk menjawabnya agar tidak membahayakan posisi
Gilles, dia pergi bersama yang lain tanpa berbicara.
Tiba di sebuah
benteng yang telah ditinggalkan, Jeanne dan yang lainnya sadar kalao Siegfried
telah dikutuk semenjak disummon. Tapi Jeanne tidak dapat menghapus kutukan itu karena
kutukannya sangat banyak, jadi dia dan yang lainnya berpencar untuk mencari saint
untuk membantu menghilangkan kutukan Siegfried. Pergi dengan Marie, Jeanne
diberitahu oleh Marie untuk mengabaikan semua ejekan Jeanne Alter, yang
membantu menghilangkan beberapa keraguan Jeanne tentang dirinya sendiri.
Akhirnya mereka mencapai kota, yg berada di bawah perlindungan Georgios. Jeanne
dan Marie mencoba untuk mengajaknya, tetapi dia menjawab bahwa dia tidak bisa
pergi sampai warga kota dievakuasi. Namun, ketika Jeanne Alter datang untuk
menyerang kota, Marie tetap di belakang untuk melindungi kota sementara Jeanne
dan Georgios melarikan diri. Bertemu dengan yang lain di Thiers, Jeanne
memberitahu semua orang tentang pengorbanan Marie, lalu dia dan Georgios menghilangkan
semua kutukan dari Siegfried. Kemudian pada malam itu, Jeanne bercakap-cakap
dengan Mozart tentang Marie, di mana Mozart mengatakan kepadanya bahwa
keinginan Marie hanyalah memiliki seorang teman, yg terpenuhi berkat Jeanne.
Jeanne mengakhiri percakapan dengan menegaskan pada Mozart bahwa dia akan
menyelamatkan Prancis untuk menghormati Marie.
Keesokan
harinya, kelompok kita memutuskan untuk melakukan serangan frontal di Orleans dan
Jeanne memutuskan untuk menghadapi Jeanne Alter sendiri. Kemudian di medan
perang, Jeanne menghadapi Jeanne Alter sementara yang lainnya berurusan dengan
Fafnir dan Servant lain. Jeanne Alter segera mundur karena kematian Fafnir oleh
Siegfried, Jeanne dan yang lainnya mengejar. Membunuh Atalanta di perjalanan.
Jeanne dan yang lainnya tiba di istana Orleans, di mana dia bertanya pada
Gilles (Caster) apakah Jeanne Alter adalah dirinya yg asli, tapi jawaban Gilles
menghasilkan perkelahian ketika Jeanne menegaskan bahwa dia akan menghadapi sang
Alter. Kemudian ketika Elizabeth dan Kiyohime menahan Gilles Caster, Jeanne
pergi untuk menghadapi Jeanne Alter di mana dia akhirnya menang. Namun, Gilles Caster
mengungkapkan kalau dia menciptakan Jeanne Alter dengan Holy Grail demi
membalas dendam pada Prancis. Namun, Jeanne menegaskan kepadanya bahwa dia
tidak akan pernah menjadi Dragon Witch, meski dengan akhir tragisnya, dia tidak
pernah bisa membenci tanah airnya. Ketika Gilles meninggal, Jeanne berterima
kasih kepadanya karena selalu mempercayainya, dan mengatakan kepadanya bahwa dirinya
tidak menyesal tentang hidupnya. Kemudian, ketika singularity mulai runtuh, dia
memberitahu Gilles bahwa meskipun dia meninggal dan bersedih, dia yakin bahwa
mereka akan bertarung di sisi yg sama lagi dengan cara dan bentuk yang berbeda.
Setelah itu, Jeanne mengatakan selamat tinggal pada Ritsuka dan Mashu, merasa
mereka akan bertemu lagi.
Dalam novel Kara
no Kyoukai, Mikiya Kokutou menyebutkan nama Jeanne ketika dia berdiskusi dengan
Touko Aozaki tentang pahlawan yang menggunakan kekuatan Counter Force.
Jeanne juga
disebutkan dalam percakapan antara Orlando Reeve dan Francesca di FSF. Orlando
mengatakan bahwa sistem grail akan menentang mereka pada waktunya, tetapi
Francesca mengoreksinya, mengatakan bahwa akan terlambat bagi Ruler untuk ikut
campur ketika fake grail menjadi versi asli. Francesca memiliki obsesi dengan
Jeanne, ia menunjukkan beberapa dorongan sadis dengan mengklaim bahwa dia
menantikan untuk membakar dan membuatnya menderita untuk kedua kalinya.
Jeanne memiliki
kualifikasi sebagai Saber. Di bawah kelas Ruler, dia adalah Heroic Spirit
khusus yang dipanggil oleh Holy Grail sendiri untuk bertindak sebagai
administrator dari HGW. Setiap Servant yang berpartisipasi dalam HGW dapat
mempelajari identitas dan informasi Servant lain, namun informasi tentang Ruler
sangat rahasia, ada banyak misteri. Beberapa kemampuannya sebagai Ruler tidak
berfungsi dengan benar di Apocrypha karena keberadaan Ruler perang sebelumnya
Jeanne memiliki wadah
manusia, anomali summon yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia memiliki kemampuan
fisik seorang Servant, tetapi karena ia terkait dengan tubuh fisik manusia
melalui alam bawah sadar, ia harus melanjutkan hidupnya sebagai manusia. Dia
tidak bisa berubah menjadi bentuk spiritual, dan dia harus mengatasi kebutuhan
tubuh seperti rasa lapar dan tidur. Ketika Jeanne mencapai tujuannya atau jika
dia terbunuh di tengah-tengah perang, pada saat itu, tubuh Laeticia akan
kembali ke bentuk aslinya dan tergantung pada situasinya, akan dengan paksa
dipindahkan ke suatu tempat yang aman. Dengan proses itu, tidak peduli berapa
banyak luka yang diterima tubuhnya, ia akan segera beregenerasi dan semua luka
ditanggung Jeanne, Laetecia tak akan mendapat luka sedikitpun.
Dia bisa membuat
orang lain mempercayai kata-katanya karena statusnya sebagai Ruler, berbeda
dari magecraft tipe sugesti, karena dia hanya harus memaksakan maksudnya kepada
manusia biasa agar mereka setuju. Dia (saat pertama kali masuk ke tubuh
Laetecia) membujuk guru dan teman-teman sekolahnya bahwa dia harus melakukan
perjalanan dan membuat mereka mengerti bahwa itu benar-benar diperlukan.
Dia memiliki
kemampuan unik yang memungkinkan dia untuk memindai sekitarnya dari berbagai
jarak dalam radius 10 kilometer. Scan memungkinkannya untuk mencari posisi Servant,
yang bahkan dapat melacak pengguna Presence Concealment. Salah satu dari banyak
hak istimewa yang diberikan adalah fungsi untuk mencari Servant. Saat dia
mencelupkan tangan kanannya ke air suci dan mencipratkannya ke udara. Air itu
membuat cahaya redup dan kemudian menggambar peta tiga dimensi. Kemampuan
penglihatan Ruler melebihi Spirit Board (霊器盤, Reikiban?). Ketika Siegfreid
melakukan bunuh diri, dia bisa menegaskan bahwa dia belum sepenuhnya terputus
dengan dunia ini. Tidak jelas di mana tepatnya dia, tetapi energinya masih
terdeteksi hidup. Ketika Sieg menggunakan Dead Count Shapeshifter, dia bisa
merasakan energi Siegfreid yg tadinya sekarat menjadi hidup dan aktif.
ATK:
1,482/9,593
HP:
2,420/16,500
Grail ATK:
10,501
Grail HP:
18,076
Voice Actor:
Sakamoto Maaya
Illustrator:
Takeuchi Takashi
Attribute: Star
Growth Curve:
Reverse S
Star Absorption: 99
Star Generation:
10.1%
NP Charge ATK:
0.76%
NP Charge DEF:
3%
Death Rate: 21%
Alignments:
Lawful・Good
Gender: Female
Height/Weight:
159 cm・44 kg
Source:
Historical Fact
Region: France
Role: defender,
debuff cleaner, healer, survivor
Traits: Female,
Humanoid, Saberface, Servant, Weak to Enuma Elish
Strength: B | Endurance: B |
Agility: A | Mana: A |
Luck: C | NP: A++ |
DECK
QAAABEx
Q: 2 hit
A: 2 hit
B: 1 hit
Ex: 3 hit
Untuk NP gain
,jelas chain terbaik adalah Arts chain, dengan NP charge atk 0,76%, asumsikan
ga crit maupun overkill, jadinya :
Arts + Arts +
Arts + 20% + Extra
= 6,08% + 8,36%
+ 10,64% + 20% + 4,56%
= 49,64%
Kalo diliat per
card, NP gain dia cukup seret. Untung deck dia Arts-oriented.
Untuk stargen,
chain terbaik dia adalah ABQEx. Dengan stargen 10,1%, asumsikan ga crit maupun
overkill, jadinya :
Arts + Buster +
Quick + Extra
= 20,2% + 25,1%
+ 380,2% + 330,3%
= (0 star dan
20,2% untuk 1 star) + (0 star dan 25,1% untuk 1 star) + (3 star dan 80,2% untuk
4 star) + (3 star dan 30,3% untuk 4 star)
= 6~10 star
Dia dah punya
skill buat ngasih star sih, jadi ga masalah
NOBLE PHANTASM
1.
Luminosité
Eternelle - God is Here With Me
Classification:
Barrier
Type: Arts
Hit-Count: -
Range: 1~10
Maximum number
of targets:???
Effect: Grants
party Invincibility for 1 turn + Increases party's defense (NP1 5%) for 3 turns
+ Removes party's debuffs.
Overcharge
Effect: Recovers party's HP (1000~3000 tergantung OC) every turn for 2 turns.
“Here's the work of the Lord!”
“My flag, defend our brethrens!"
"Luminosité Eternelle!”
—Ruler
Luminosité
Eternelle: God is Here With Me adalah bendera pertempuran suci yang dia bawa di sisinya seumur
hidupnya. Kebetulan, Jeanne menggunakan bendera ini sebagian besar untuk
menyerang dalam pertempuran. "Ada ujung
tombak di ujungnya, jadi itu adalah tanda bahwa bendera ini harus digunakan
untuk menyerang musuh", adalah apa yang dikatakannya sebagai alasan setiap
kali ada Servant yg protes tentang bendera itu. Ini adalah senjata utamanya,
yang disimpan sebagai senjata utama di medan perang, cukup kuat untuk dengan
mudah menghancurkan Dragon Tooth Warriors, menangkis serangan dari Servant
musuh, dan menusuk dengan ujungnya.
Bendera itu
telah mengilhami dan mengangkat moral para prajuritnya yang percaya bahwa
seorang saint berjalan di antara mereka, dikatakan terus melindungi Jeanne saat
maju dalam pertempuran di barisan depan. Noble Phantasm ini adalah kristalisasi
legenda Joan of Arc yang melambai-lambaikan bendera di medan perang dan
berjuang sampai akhir dengan hampir tidak ada luka. Dengan menusukkannya ke
tanah, menggenggamnya dengan erat, dan mengaktifkannya sebagai Noble Phantasm,
ia mengubah EX-rank Magic Resistance miliknya menjadi perlindungan terhadap
semua bahaya, baik fisik maupun spiritual. Perlindungan ini diprakarsai oleh
berkah dari malaikat, dan itu berpusat di sekitar bendera dalam kisaran 10 (entah
itu meter atau apalah). Ini mengeluarkan cahaya yang benar-benar mengisolasi
siapa pun di dalamnya dan memotong mereka dari lingkungan luar, seperti laut yg
terbelah dari mitos Musa membelah Laut Merah. Ini cukup kuat untuk mengisolasi Jeanne,
Sieg, dan Astolfo, bahkan dari serangan terakhir yang sangat kuat dari ledakan
Crying Warmonger (overload), yang menghancurkan daratan medan perang dan menghancurkan
setengah dari benteng Yggdmillennia.
Kelemahan dari NP
ini adalah bahwa kerusakan terakumulasi di dalam bendera, menyebabkannya mulai
robek saat dia menggunakannya, jadi secara alami, dia tidak bisa menahan
Anti-Fortress Noble Phantasm secara berturut-turut. Juga, hanya Heroic Spirit yang
telah menyaksikan legenda hidup Jeanne, dengan kata lain hanya Gilles dalam
bentuk masa lalunya sebagai Marsekal Prancis, yg dapat menggunakan Noble
Phantasm ini selain Jeanne.
Untuk gameplay,
skill ini memberi invul dan heal yg tentu sangat berguna di saat-saat krusial.
Meski ada deff up, dengan persentase kecil di NP1, ga terlalu bisa diharapkan. Sebelum
interlude dia punya demerit berupa stun 2 turns, yg membuatnya ga terlalu
disukai oleh player. Tapi semenjak interlude, demerit ini menghilang dan bahkan
ditambah dengan ada debuff cleaner. Minat untuk mendapatkan dia kembali
melonjak tinggi setelah interlude.
2.
La Pucelle - The
Crimson Saint
Rank: C (Before
activation), EX (After activation), A++ (Extella rank-down)
Range: ???
Maximum number
of targets: ???
“O' Lord, I entrust this body to you—”
—Ruler
La Pucelle: The
Crimson Saint adalah Noble Phantasm tipe bunuh diri (sama kaya Stella)
yang digunakan oleh Jeanne d'Arc. Ini
adalah kristalisasi Senjata Konseptual yang bertindak sebagai interpretasi
ofensif terhadap dirinya yang terbakar di tiang pancang. Sub-tipe dari Reality
Marble yang menggambarkan pemandangan eksekusi pembakaran Jeanne, yang dikristalkan
sebagai pedang suci. Pedang itu sendiri adalah jiwa pahlawan Joan of Arc. Ia
menggunakan pedang St. Catherine, yang tidak pernah diayunkan sekali pun dalam
masa hidupnya, sebagai katalisnya, dan memanifestasikan api yang pernah
membakarnya sampai mati dengan mengatakan "Ya Tuhan, aku percayakan tubuh
ini kepadamu—", sebuah kalimat dari puisi kematian, sebagai mantera
aktivasi.
Dengan
menggunakan Noble Phantasm ini, Jeanne akan kehilangan nyawanya sendiri setelah
menggunakannya. Tapi sebagai ganti nyawanya, dia bisa memusnahkan apapun yang
ada di hadapannya. Yup, apapun. Rank C hanya mengacu pada keadaan sebelum
aktivasi, di mana pedangnya masih dilindungi sarung pedang. Rank EX adalah
bentuk setelah aktivasi, memiliki rank itu karena kekuatan destruktif murni-nya
tidak dapat dihitung. Api ini hanya menghancurkan apa yang menurutnya harus
dihancurkan. Dengan kata lain, Noble Phantasm ini tidak akan bisa digunakan
hanya sekedar untuk melawan musuh yang kuat atau karena emosi seperti
kebencian. Api ini ada untuk menyelamatkan sesuatu, dan di Fate/Apocrypha, dia
memutuskan untuk menggunakan Noble Phantasm ini karena rasa tanggung jawabnya
untuk menyelamatkan masa depan umat manusia.
ACTIVE SKILL
1.
Revelation
Rank: A
Effect: Gains
critical stars (9 star di level 10) every turn for 3 turns.
Cooldown: 8/7/6
Revelation (啓示,
Keiji) adalah Skill untuk mendengar suara dari surga (wahyu) dan mengambil
tindakan optimal. Skill yang setara dengan Instinct, indera keenam tentang
pertempuran. Namun, Revelation mengakomodasi semua hal yang terkait dengan
pencapaian tujuan (misalnya, memilih jalur yang paling sesuai saat bepergian).
Karena tidak ada dasar untuk itu, sulit dijelaskan kepada orang lain. Ini
adalah skill yg terhubung kepada jiwa pengguna, bukan fisik.
Untuk gameplay,
ini membantu produksi star untuk tim, lebih bagus dari skill instinct karena
bertahan 3 turns, solusi buat yg punya CE 2030.
2.
True Name
Discernment > Restoration of the Brilliant Holy Light
Rank: B > A (ada strengthen)
Effect: Reduces
one enemy NP damage (reduce 30% di level 10) for 1 turn + Reduces their defense (20% di level 10) for 1 turn + Further reduces their defense (30% di level 10) for 3 turns.
Cooldown: 7/6/5
Disummon sebagai
Ruler, dia bisa mengetahui nama asli Servant dan seluruh informasinya, secara
otomatis terungkap. Servant dengan skill Presence Concealment juga bisa diungkap,
walaupun membutuhkan Luck Check. Untuk gameplay, ini hanya aktif ke Servant,
artinya kalo musuh selain servant mau NP, skill ini ga berguna. Tapi skill ini
juga kurang disukai karena kurang efektif terhadap musuh yg punya NP dmg
tinggi. Atk down lebih preferable daripada ini karena juga berguna mengurangi
dmg musuh di normal attack.
Setelah upgradem jadi ga terbatas ke Servant. Bahkan, sekarang dia bisa sedikit membantu menyerang karena punya def down ke musuh.
3.
God's Resolution
Rank: A
Effect: Chance (120%
di level 10) to Stun one enemy servant for 1 turn.
Cooldown: 8/7/6
Dua CS dapat
digunakan untuk setiap Servant yang berpartisipasi dalam HGW. Tidak bisa
menggunakan jatah CS milik Servant lain bila jatah 2 CS dari Servant tertentu sudah
habis digunakan. CS Jeanne terletak di punggungnya. Vampire yang dulunya Vlad
dan Darnic telah meninggalkan posisinya sebagai Servant dan tidak bisa terikat
dengan Command Spells miliknya. Jeanne menganggap vampir ini sebagai ancaman
terbesar yang bisa menghancurkan HGW dan dia menggunakan hak istimewanya untuk
memaksa gencatan senjata dengan para Servants of Black dan Red untuk membasmi vampire
itu.
Untuk gameplay,
ini sangat efektif memberi stun kepada salah satu servant musuh, bahkan bisa
dijamin ga akan miss. Tapi ga akan berguna kalo musuh bukan Servant.
Dia juga punya
skill lain yg ga dimasukkan ke FGO, yaitu:
1.
Charisma
Rank: C
Sosok Joan yang
berpartisipasi dalam perang sambil mengangkat bendera mampu menaikkan moral
para prajurit sampai batas tertentu dan menyatukan pasukan. Berkat karismanya, memungkinkan
dia untuk membuat orang lain percaya pada wahyu yg dia sampaikan meski tidak
tahu dasarnya.
2.
Saint
Rank: B
Saint (聖人,
Seijin) menunjukkan kalau dia diakui sebagai orang suci. Ketika disummon
sebagai Servant, dia bisa memilih salah satu skill Saint di antara :
- Meningkatkan
efektivitas sakramen
- Pemulihan HP
otomatis
- 1 rank-up untuk
Charisma
- Memungkinkan produksi
selubung suci
PASSIVE SKILL
Name: Magic
Resistance
Rank: EX
Effect: Increases
own debuff resistance by 25%.
Magic Resistance
umumnya milik Saber-Class, tetapi Jeanne memiliki Magic Resistance yang tinggi
karena imannya yang tak tergoyahkan. Namun, karena skill ini hanya menghindari magecraft,
Jeanne akan diselamatkan dari serangan sihir jarak jauh, tidak dapat melindunginya
dari sakramen Gereja. Magic Resistance-nya
adalah rank EX. Dengan demikian, dia tidak dapat terluka bahkan oleh sihir dari
Age of Gods. Namun, resistensi ini hanya mengubah arah sihir yg menyerangnya.
Dengan kata lain, skill ini tidak menerima maupun meniadakannya. Sihir lightning
beam HGoB Semiramis ditekan tidak pada satu tempat, tetapi seluruh area, arahnya
diubah tanpa melukai dirinya. Dia melakukannya dengan bantuan benderanya.
BOND CE
Name:
Revelation from Heaven
Illustrator:?
Min/Max ATK: 100/100
Min/Max HP: 100/100
Stars: 4★
Cost: 9
Max Level: 80
Craft Essence ID: 194
Effect: When equipped on Jeanne d'Arc, increases Buster Card
performance of all allies by 15% while she's on the field.
Lore:
She heard the
Lord’s divine voice.
I want you to
save the people, he said,
with a gentle
voice, as if he were in pain.
The girl who had
only dreamed of tomorrow,
for her village,
for her country,
chose her path
to fight in the name of the Lord.
Goodbye, Jeanne
d’Arc of Domrémy.
The happiness
you dreamed of
is even now in
the wide Domrémy sky.
Saran CE
Prisma Cosmos
Iron-Willed
Training
2030
Formalcraft
Afternoon Party
The Faithful Dog
Who Waits
Awakened Will
Witch of Moonlit
Night
Vessel of Saint
(kalo belum NP interlude)
Dll
Saran Servant
separty
Waver
Hans
Mashu
Tamae
Boudica
George
Leonidas
Any Zerk
Any Servant yg
butuh debuff cleaner
Kiritsugu
Kelebihan
Stat HP
tertinggi di game
Survivability
tinggi
Mats buat raise
dia murah meriah
Semenjak ada
interlude, dia jadi debuff cleaner
Ruler, otomatis
semua kelas except zerk resist ke dia
Kekurangan
NP gain agak
seret
Sebelum
interlude ada demerit
Star absorb dia
setara Saber-class, jadi harus hati-hati
2/3 Skill Jeanne
cuma efektif ke servant, membuatnya dipandang sebelah mata
Ruler, cuma efektif
ke zerk dan Moon Cancer (baru ada di JP)
Andai ada taunt,
bakal keren
Kesimpulan
Menjadi Ruler
dengan HP tertinggi di game, Jeanne memiliki keunggulan pertahanan di atas
semua Servant. Dikombinasikan dengan party invul dan heal, Jeanne memberikan
stabilitas yang tinggi kepada tim. Salah satu kelemahan terbesarnya adalah dia
tidak punya taunt untuk membuat HP-nya yg besar dan kelasnya sebagai Ruler berguna
bagi tim. Overall dia tetep ok kok, apalagi habis interlude.
Sekian artikel
kali ini, jangan lupa komen untuk kritik ato sekedar iseng
Jangan lupa
follow ya~
7 comments:
Jutaan kali pemanggilan apa g berlebihan?
Ga kok
Inget klo Throne of Heroes itu eksis di luar dimensi maupun aliran waktu.
Kalo elu dah pernah main FSN yang rute Fate di VN, si Shirou juga gitu ceritanya, sampe akhirnya bisa ketemu Altria di pulau Avalon
Jeanne alter tuh dari anime mana?
Walaupun baca di atas tetap TDK tau maklum IQ rendah:v
Dari seri game FGO(Singularity Orleans)
Dari fate aporycha
Maaf gue lebih suka Jeanne yang asil daripada tiruan jahat murahannya
Sieg: Tidak semudah itu ferguso...
Post a Comment