REVIEW VRITRA
Note:
Ini adalah pembahasan tentang Vritra dan dirinya di nasuverse, juga kalkulasi
gameplay dia di FGO. Mohon kesadarannya (bagi non-player & bagi pengunjung
biasa) kalo ini akan sedikit berbeda dari kisahnya saat memasuki bagian
nasuverse. Tambahan, kalo mau langsung baca bagian nasuverse, ketik CTRL + F,
habis itu ketik "pembahasan nasuverse”
Yo
gengs, jumpa lagi kita di blog ini. Berhubung Servant dari 5.5 dah semua, kali
ini masuk ke Servant Chritsmas 2020. Yang kali ini dibahas adalah Vritra.
Mungkin namanya agak asing bagi yang ga akrab dengan mitologi Hindu, tapi
Vritra pernah muncul di manga Fate/Apocrypha lho. Mau tau kisahnya? Yuk baca.
Vritra
(Sansekerta: वृत्र, vṛtra,) adalah ular, naga, atau iblis
dalam Hinduisme, personifikasi kekeringan dan musuh Indra. Vritra
diidentifikasi sebagai Asura. Vritra juga dikenal dalam Weda sebagai Ahi
(Sansekerta: अहि ahi). Dia muncul sebagai naga yang
menghalangi aliran sungai dan secara heroik dibunuh oleh Indra.
Menurut
Rig Weda, Vritra menahan perairan dunia sampai dia dibunuh oleh Indra, yang
menghancurkan 99 benteng Vritra (meskipun bentengnya kadang-kadang dikaitkan
dengan Sambara) sebelum membebaskan sungai-sungai yang ditahan. Pertempuran
dimulai segera setelah Indra lahir, dan dia telah meminum sari Soma dalam
jumlah besar di kediaman Tvashtri untuk memperkuat diri sebelum menghadapi
Vritra. Tvashtri menciptakan Vajrayudha untuk Indra, dan Wisnu, ketika diminta
untuk melakukannya oleh Indra, memberi ruang untuk pertempuran dengan mengambil
3 langkah besar yang membuat Wisnu menjadi terkenal.
Vritra
mematahkan kedua rahang Indra selama pertempuran, tetapi kemudian dilempar oleh
Indra dan, dalam keadaan jatuh, menghancurkan benteng yang telah hancur. Untuk
prestasi ini, Indra dikenal sebagai Vṛtrahan (Pembunuh Vritra). Ibu Vritra,
Danu, yang juga ibu dari ras Dānawa, kemudian diserang dan dikalahkan oleh
Indra dengan petirnya. Dalam salah satu versi cerita, 3 dewa (Baruna, Soma, dan
Agni) dibujuk oleh Indra untuk membantunya dalam perang melawan Vritra, padahal
sebelumnya mereka berada di pihak Vritra (yang mereka sebut ayah).
Menurut
Purana, seperti yang diceritakan dalam narasi yang diberikan kepada Raja
Yudhishthira di Mahabharata, Vritra adalah iblis yang diciptakan oleh Tvashta
untuk membalas pembunuhan putranya oleh Indra, yang dikenal sebagai Triśiras/Wiśwarūpa.
Vritra memenangkan pertempuran dan menelan Indra, tapi dewa lain memaksanya
untuk memuntahkan Indra. Pertempuran berlanjut dan Indra akhirnya terpaksa
melarikan diri. Wisnu dan para resi menjadi perantara gencatan senjata, dengan
Indra bersumpah bahwa dia tidak akan menyerang Vritra dengan apa pun yang
terbuat dari logam, kayu atau batu, atau apa pun yang kering atau basah, atau
pada siang atau malam hari. Indra menggunakan busa (yang telah dirasuki Wisnu
untuk memastikan kemenangan) dari ombak lautan untuk membunuhnya saat senja.
Srimad
Bhagavatam mengakui Vritra sebagai bhakta Wisnu yang terbunuh hanya karena
kegagalannya dalam menjalankan hidup saleh dan tanpa kekerasan. Kisah ini
berjalan sebagai berikut:
Setelah
Wiswarupa terbunuh, ayahnya, Tvashta, melakukan upacara ritual untuk membunuh
Indra. Dia menawarkan persembahan dalam api pengorbanan, berkata, "Wahai
musuh Indra, tumbuhlah untuk membunuh musuhmu tanpa penundaan.”
Setelah
itu, dari sisi selatan api pengorbanan yang dikenal sebagai Anvaharya muncul
sosok menakutkan yang tampak seperti penghancur segala ciptaan pada akhir
milenium.
Seperti
anak panah yang dilepaskan ke 4 penjuru, tubuh iblis itu tumbuh, hari demi
hari. Tinggi dan kehitaman, dia tampak seperti bukit yang terbakar dan berkilau
seperti awan terang di malam hari. Rambut di tubuh iblis dan janggut serta
kumisnya berwarna seperti tembaga yang meleleh, dan matanya menusuk seperti
matahari tengah hari. Dia tampak tak terkalahkan, seolah-olah memegang 3 dunia
pada titik-titik trisula yang menyala-nyala. Menari dan berteriak dengan suara
nyaring, dia membuat seluruh permukaan bumi bergetar seolah-olah terkena gempa
bumi. Saat dia menguap lagi dan lagi, dia sepertinya mencoba menelan seluruh
langit dengan mulutnya, yang sedalam gua. Dia sepertinya menjilat semua bintang
di langit dengan lidahnya dan memakan seluruh alam semesta dengan giginya yang
panjang dan tajam. Melihat iblis raksasa ini, semua orang, dalam ketakutan
besar, berlari kesana kemari ke segala arah.
Iblis
yang sangat menakutkan itu, yang sebenarnya adalah putra Tvashta, menutupi
semua sistem planet dengan usaha keras. Oleh karena itu, dia bernama Vritra,
atau orang yang menutupi segalanya.
Vritra
melepaskan dharma untuk berbuat baik kepada orang lain dan beralih ke
kekerasan, berperang dengan para dewa. Akhirnya, dia unggul dan para dewa
ketakutan akan kekuatan jahatnya. Dipimpin oleh Indra, mereka mendekati Dewa
Wisnu untuk meminta bantuan. Wisnu memberi tahu mereka bahwa Vritra tidak dapat
dihancurkan dengan cara biasa, mengungkapkan bahwa hanya senjata yang terbuat
dari tulang orang bijak yang dapat membunuhnya. Ketika para dewa mengungkapkan
keraguan mereka tentang kemauan petapa menyumbangkan tubuhnya, Wisnu
mengarahkan mereka untuk mendekati Resi Dadhichi. Ketika didekati oleh para
dewa, Dadhichi dengan senang hati menyerahkan tulangnya demi kebaikan,
menyatakan bahwa akan lebih baik tulangnya membantu mereka mencapai kemenangan
daripada membusuk di tanah. Para dewa mengumpulkan tulang itu dan Indra membuat
Vajrayudha dari mereka. Ketika mereka melawan Vritra lagi, pertempuran itu
berlangsung selama 360 hari sebelum Vritra menghembuskan nafas terakhirnya.
Kisah
Indra yang hanya mampu membunuh Vritra ketika kondisi tertentu terpenuhi bisa
jadi merupakan cikal bakal kisah Ramayana, di mana para dewa tidak dapat
membunuh Rahwana karena suatu anugerah, dan Rahwana terlalu kuat untuk dibunuh
oleh manusia mana pun. Kisah ini mungkin juga menginspirasi legenda Narasimha.
Persamaannya adalah bahwa Hiranyakashipu, Raja Asura, memperoleh anugerah dari
Brahma bahwa dia tidak dapat dibunuh pada siang atau malam hari, atau oleh
manusia atau binatang, baik di dalam maupun di luar ruangan dan tanpa senjata.
Wisnu mengambil inkarnasi manusia berkepala singa, yang bukan sepenuhnya
manusia atau sepenuhnya binatang. Narasimha menggunakan kukunya karena senjata
terbukti tidak efektif, dan menempatkannya di ambang pintu, yang tidak berada
di dalam maupun di luar ruangan. Narasimha membunuhnya saat senja, yang bukan siang
maupun malam.
==========================================================================
Ok,
sekarang masuk ke pembahasan nasuverse
Vritra
adalah dewa iblis ular atau naga jahat yang disebutkan dalam Rigweda dan
Mahābhārata. Namanya berarti "penghalang" dan dikatakan memiliki
kekuatan untuk memblokir air dan menyebabkan kekeringan. Dewa Indra-lah yang
mengalahkan Vritra dan melepaskan air. Vritra selalu digambarkan sebagai musuh
Indra, dan konflik antara keduanya secara mitos berulang berkali-kali. Nama
lain untuk Indra, Vritrahan, berarti "orang yang membunuh Vritra".
Dia
adalah spesies naga yang mewujudkan konsep "cacat" itu sendiri. Hal-hal
yang menghalangi dunia. Sebagai seorang Servant, dia telah direduksi menjadi
bentuk manusia.
Seringkali
disebut sebagai dewa jahat yang membawa kekeringan, terkadang diartikan sebagai
"raksasa musim dingin". Konsep Vritra mewujudkan "situasi tanpa
air (terhalang)", seperti musim dingin yang keras. Dewa Indra-lah yang
mewujudkan "situasi di mana hujan turun sebagai rahmat".
Dia
yang menggunakan wujud wanita memiliki 2 kemungkinan. Yang pertama adalah
meniru Rambha, yang kedua adalah supaya tidak tertipu Indra lagi.
Indra
mengirim seorang apsara cantik bernama Rambha kepada Vritra. Rambha begitu
cantik sehingga Vritra langsung jatuh cinta padanya, dan bahkan langsung melamar.
Rambha setuju asalkan Vritra harus selalu melakukan persis seperti yang dia
katakan. Vritra menerima syarat ini. Setelah beberapa hari, Rambha meminta
Vritra untuk minum anggur. Vritra ragu karena meminum anggur adalah haram bagi
putra Brahmana. Namun, Rambha bersikeras. Vritra jatuh pingsan begitu dia
meminum anggur. Indra yang sedang menunggu kesempatan ini datang dan membunuh
Vritra.
Tentu
saja, menyakitkan bagi manusia untuk menghentikan hal-hal penting, seperti air.
Karena Vritra menghalanginya, dia disebut naga jahat. Namun, nyatanya dunia
membutuhkannya (pengehentian) juga. Ibarat pelepasan bendungan, ibarat nafas
kuncup mata air, ada sesuatu di dunia ini yang "momentumnya harus
dihentikan dulu". "Evolusi selalu menunggu setelah mengatasi
rintangan" dan "rintangan yang merupakan kejahatan penting untuk
evolusi" sebenarnya adalah apa yang sebenarnya Vritra kendalikan.
Vritra
senang melihat manusia, atau dunia itu sendiri, tumbuh mengatasi kesulitan dan
rintangan yang telah dia persiapkan. Vritra menyiapkan rintangan yang bahkan
terlihat seperti kejahatan mutlak, tetapi bukan karena ingin manusia punah. Dia
hanya ingin melihat masa depan yang lebih tangguh, dunia yang lebih tangguh,
dan ras manusia yang lebih tangguh. Dengan kata lain, dia ini sadis terhadap
dunia.
Ganesha
awalnya adalah dewa disabilitas, tetapi sekarang, sebagai hasil dari
keyakinannya, sebagian besar telah menjadi "dewa keberuntungan yang
menghilangkan rintangan." Vritra tidak demikian, dia tetap tabah menjadi "penyebab
kegagalan". Tidak ada manis dalam aksi itu. Tidak ada belas kasihan.
Namun, dia hanya ingin menikmati diri sendiri sebanyak yang dia bisa ketika dia
melihat dunia mengatasinya, tumbuh dewasa.
Senjata
yang dia bawa adalah Vajra yang sama yang tertancap di mulutnya saat Indra
membunuhnya. Namun, seperti Kama, tidak diketahui apakah itu termasuk NP
mereka.
ATK:
1,905/12,332
HP:
1,999/13,632
Grail
ATK: 13,499
Grail
HP: 14,934
Voice
Actor: Asahina Madoka
Illustrator:
La-na
Attribute:
Sky
Growth
Curve:
Star
Absorption: 88
Star
Generation: 12.2%
NP
Charge ATK: 0.55%
NP
Charge DEF: 4%
Death
Rate: 24%
Alignments:
Neutral・Evil
Gender:
Female
Height/Weight:
169cm/55kg
Source:
Indian mythology
Region:
India
Role:
anti-divine, farmer, mob-cleane, looper
Traits:
Demonic, Demonic Beast Servants, Dragon, Humanoid, Servant, Weak to Enuma Elish
DECK
QQAABEx
Q:
4 hit
A:
3 hit
B:
2 hit
Ex:
5 hit
Untuk
NP gain, chain terbaik dia adalah AQAEx. Dengan NP charge atk 0,55%, Arts up
30% dari skill 1 level 10, asumsikan ga crit maupun overkill, jadinya:
Arts
+ Quick + Arts + Extra
=
8,09% + 5,5% + 14,52% + 5,5%
=
33,61%
Dia
juga bisa Arts chain lewat NPAA. Asumsikan musuh masih 3, jadinya:
NP
+ Arts + Arts + Extra
=
19,31% + 12,05% + 15,51% + 5,5%
=
52,36%
Kalo
secara chain normal, Vritra lebih bagus dari Fionn. Namun, Fionn lebih unggul
dalam refill lewat NP.
Untuk
stargen, chain terbaik dia adalah QBQEx. Dengan stargen 12,2%, Buster up 10%
dari passive, asumsikan ga crit maupun overkill, jadinya:
Quick
+ Buster + Quick + Extra
=
448,8% + 100,4% + 848,8% + 661%
=
(4 star dan 48,8% untuk 5 star) + (1 star dan 0,04% untuk 2 star) + (8 star dan
48,8% untuk 9 star) + (6 star dan 61% untuk 7 star)
=
19~23 star
NOBLE
PHANTASM
Name:
Asurashresta - O' Demon Who Engulfs Both Heaven and Earth
Rank:
EX
Classification:
Anti-World
Hit-counts:
3
Range:
9~99
Maximum
number of targets: 1000 people
Effect:
Deals damage (NP1 450%) to all enemies + Seal their skills for 1 turn + Reduces
their critical attack chance by 20% for 3 turns.
Overcharge
Effect: Reduces their Arts resistance (10~30% tergantung OC) for 3 turns.
“I'm
Vritra. The one who covers this world's heaven and earth. Gather O' Asuras,
demonic troops who are my flesh. Separated by that logic, cover all of
creation! Asurashresta”
- Lancer
Asurashreshtha
adalah NP milik Vritra. Sebuah NP yang menyandang julukan Vritra sebagai
"yang terbaik di antara Asura".
Menggunakan
jin atau pasukan iblis yang merupakan tubuh terpisah dari dirinya sendiri, ia
menutupi langit dan bumi sesuai dengan artian masing-masing dan mengisolasi
tempat tersebut. Sebagai "gunung" dalam tradisi bahwa "Vritra
menjebak air di gunung dengan tubuhnya sendiri" juga diartikan sebagai
"awan", wujud NP ini seperti awan tidak menyenangkan yang menutupi
dunia.
Vritra
dikatakan sebagai naga jahat serta asura (iblis), dan juga dikenal sebagai
Asurandra (Raja Asura).
Dalam
Mahābhārata, terdapat penggambaran para dewa-dewanya Indra yang menderita dari
pasukan iblis yang besar seperti Kalakeya dan Lakshasa yang dipimpin oleh
Vritra, jadi bukan hanya otoritas untuk "memblokir sesuatu", tetapi
juga pasukan kekerasan murni. Vritra bisa melakukannya.
Extra
attack dia kemungkinan adalah versi kecil dari NP ini/tanpa perilisan nama
sejati.
Untuk
kalkulasi damage, kita kumpulin data dulu. Dengan stat atk 13332 di level 90
(udah 1000 Fou), NP1 450%, Arts up 30% dari skill 1 level 10, NP dmg up 20%
dari skill 3 level 10, base multiplier 1,05x, jadinya sekitar 22.602,14/enemy.
Damage segitu membuatnya berada di atas Nezha. Dengan skill 2, Vritra juga bisa
memberi damage tambahan ke musuh Divine, jadinya 28.252,67/enemy. Apakah bagus?
Ga, bahkan ke Divine aja dia masih kalah dari normal Karna (ga ke Divine).
Kompetisi AoE Arts di kelas Lancer cukup sengit. Vritra sedikit lebih unggul
dari Fionn dan Lambda dari segi damage, tapi sedikit kalah dalam kemampuan
loop.
ACTIVE
SKILL
1. The
All-Penetrating Vajra
Rank: A
Effect: Increases own Arts performance (30% di level
10) for 3 turns + Increases own critical star absorption (500% di level 10) of Arts
Cards for 1 turn.
Cooldown: 7/6/5
“Kamu mungkin telah menyadarinya, tapi ini adalah
Vajranya Indra. Apa kamu tahu bagaimana dia memasukkan ini ke mulutku?”
Belum ada penjelasan apakah Vajra miliknya terhitung
sebagai NP atau tidak.
Untuk gameplay, skill ini membuat NP gain dan damage
dari kartu Arts miliknya meningkat. Skill ini juga meningkatkan star absorb
untuk Arts selama 1 turn, membant peroleh NP gain dan damage-nya.
2. The
Predestinated Divine Threat
Rank: A
Effect: Increases party's damage against Divine
enemies (30% di level 10) for 3 turns + Charges own NP gauge (30% di level 10)
Cooldown: 8/7/6
A.k.a Fated Enemy of God, adalah skill yang
menggambarkan peran Vritra yang tidak pernah berubah meski ada beragam versi.
Skill yang menunjukkan keberadaan yang secara fundamental bertentangan dengan dewa,
posisi yang tidak berubah-ubah dan makna keberadaannya.
Untuk gameplay, skill ini memberikan party Anti-Divine,
membuatnya bisa diperhitungkan meski kalah saing dengan Anti-Divine Lancer
lainnya. Skill ini juga membuatnya bisa langsung NP bila diberi NP starter.
3. The
Eternally Immortal Demon
Rank: EX
Effect: Grants self-Guts status (revive 3000 HP di
level 10) for 1 time, 5 turns + Charges own NP gauge (10% per turn di level 10)
for 5 turns + Increases party's NP damage (20% di level 10) for 1 time, 5
turns.
Cooldown: 9/8/7
Bahkan jika dia kalah dari Indra, Vritra akan
dihidupkan kembali dari waktu ke waktu dan akan memulai perjuangan melawan dewa
lagi. Skill yang menunjukkan keabadian dan pengulangan keabadian, yang dapat
disamakan dengan fenomena alam.
Konflik antara "Vritra, yang menghalangi air
(membawa kekeringan atau menjebaknya di awan dan gunung)" dan "Indra,
yang melepaskannya dalam badai petir," bukanlah peristiwa yang hanya
terjadi sekali, tetapi telah berulang dalam waktu yang lama. Ya, dan itu akan
bertahan selamanya di masa depan. Itu juga merupakan kepercayaan primitif pada
alam dan dewa. Vritra memerintah sebagai iblis abadi dengan kekuatan yang sama
persis dengan yang membuat manusia kagum pada dewa.
Untuk gameplay, skill ini membuatnya lebih durable
dengan guts-nya. Skill ini juga membantu dalam loop karena memberinya NP charge
tiap turn selama 5 turn. Untuk NP dmg up, sayang banget cuma buat sekali pake.
PASSIVE
SKILL
1. Magic
Resistance
Rank: A
Effect: Increases own debuff resistance by 20%.
Membatalkan mantra peringkat A atau lebih rendah,
tidak peduli meski itu High Thaumaturgy.
2. Dragonkind
Rank: A
Effect: Increases own Buster performance by 10% + Reduces
own damage taken by 180.
Skill yang melambangkan dirinya sebagai ras naga.
Name:
Natural Dam Boundary
Illustrator:
Akihiro Mibuta
Min/Max
ATK: 100/100
Min/Max
HP: 100/100
Stars:
4★
Cost:
9
Max
Level: 80
Craft
Essence ID: 1331
Effect:
When equipped on Vritra, increases party’s damage against Divine enemies by 20%
while she is on the field.
Lore:
Its
reason, even now, still continues to rise.
What
exists there is ice and snow.
The
form dammed by water which was taken away.
What
exists there is shadow and darkness.
The
silhouette of the covered and hidden heaven and earth.
What
exists there is silence. An aliby of humans who are neither Gods nor Demons.
However,
those things were crushed by the hands of Gods.
Eventually.
Or,
similar to how it was before.
Namely,
it is the indestructible principle that is repeated over and over again for
eternity.
Even
if the age of Gods ends, and the world of humans arrives, the reason of the dam
boundary would be represented by some kind of form just like Gods and Demons.
Being
dammed, being released, and then, the world would, once again―――
Saran
CE
Bond
CE dia
Formalcraft
Dive
to Blue
A
Moment of Silence
Chaldea
Anniversary
Kaleidoscope
Golden
Sumo
Shvibzik
Snow
New
Year Sacred Mysteries
Mentor
and I
Mission
Start
Painting
Summer
Sign
of the Smiling Face
Dll
Saran
Servant separty
Castoria
Tamamo
Waver
Hans
Helena
Chiron
Paracelsus
Odysseus
Nero
Bride
Lanling
Wang
GilCas
Jalter
Moriarty
Dll
Kelebihan
Stat
atk tinggi
Dia
bisa loop dan punya skill yang ngisi NP gauge tiap turn
Stargen
bagus
Memberi
party bonus Anti-Divine
Kekurangan
Persentase
skill Anti-Divine kecil
NP
dmg ga jauh sama Lancuria
Kesimpulan
Vritra,
meski merupakan SSR AoE Arts Lancer pertama, performanya ga beda jauh sama yang
SR. Andai antara loop atau damage-nya jauh lebih tinggi, dia bakal jadi favorit
baru. Dia ga jelek, cuma rasanya kit milik dia masih setengah-setengah.
Sekian
artikel kali ini, yuk kalo mau komen (sekedar iseng) ataupun kritik
Jangan
lupa follow ya.
https://en.wikipedia.org/wiki/Vritra
https://allaboutdragons.com/dragons/Vritra
https://typemoon.fandom.com/wiki/Vritra
https://fategrandorder.fandom.com/wiki/Vritra
http://www.onlinedarshan.com/puranas/puranas.asp?id=1&page=6
https://typemoon.fandom.com/wiki/Asurashreshtha
https://typemoon.fandom.com/wiki/Skill
https://fategrandorder.fandom.com/wiki/Natural_Dam_Boundary